Pages

Jumat, Juli 16, 2010

Ketika Allah Memilihmu Untukku..


Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
Ingin ku beri tahu padamu..
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia..
Orang tua yg begitu sempurna..
Dengan cinta yg begitu membuncah..
Aku dibesarkan dgn limpahan kasih yang tak terhingga..
Maka, padamu ku katakan..
Saat Allah memilihmu dalam hidupku,
Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..
Memperlakukanku dgn sayang yang begitu indah..


Padamu yang Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,
Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan..
Maka, ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dgn keberadaanmu.
Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna..
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..
Karena kelak kita akan satu..
Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku,
Kau dan aku akan menjadi 'kita'..


Padamu yg Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dgn ilmu dan tarbiyah,
Membentukku menjadi wanita yg mencintai Rabbnya..
Maka ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dgn ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..
Itulah visi pernikahan kita..
Ibadah pada-Nya ta'ala..


Padamu yg Allah tetapkan sebagai nahkodaku..
Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..
Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..
Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah,
Sungguh hatiku tetaplah wanita yg lemah pada kelembutan..
Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah..
Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..
Namun tatap mataku, tersenyumlah..
Tenangkan aku dgn genggaman tanganmu..
Dan nasihati aku dgn bijak dan hikmah..
Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu..
Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..


Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..
Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..
Maka dimataku kau adalah yang terindah,
Kata2mu adalah titah untukku,
Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu..
Maka kalau kau berkenan ku meminta..
Jadilah hunian yg indah, yang kokoh…
Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..


Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…
Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..
Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga..
Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah-amanah dakwah,
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad..
Yang darahnya mengalir darah syuhada..
Dan ku yakin dari tanganmu yg penuh berkah, kau mampu membentuk mereka..
Dengan hatimu yg penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka..
Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..


Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…
Ku memohon padamu.. Ridholah padaku,
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..
Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..



-----@***@-----


( Oleh Aztriana 180610/ 01'50 Makassar.. ^_^v )


Dari Ummu Salamah, ia berkata, "Rasulullah S.A.W bersabda : "Seorang perempuan jika meninggal dan suaminya meridhoinya, maka ia akan masuk surga." (HR. Ahmad dan Thabrani)

Sebelas Kiat Menata Keluarga Islami


Bagaimanakah wujud keluarga Islami itu? Bayangan anda tentang suami isteri yang bertingkah laku bagai malaikat serta rahmat Allah yang senantiasa melimpahi kebutuhan hidup mereka tentu bukanlah gambaran yang benar. Ajaran Islam sendiri merupakan ajaran yang dirancang bagi manusia yang memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan dan siap diterapkan dalam berbagai keadaan yang menyertai hidup manusia.

Jadi, jika anda menemui goncangan-goncangan yang menyangkut diri anda dalam masalah pribadi, hubungan dengan suami atau isteri dan anak-anak, atau dalam berbagai kondisi yang menyertai keluarga, janganlah anda panik dulu atau merasa dunia hampir kiamat. Sebab, justru dalam momen seperti itulah anda dapat memperlihatkan komitmen sebagai seseorang sebelum dibuktikannya melalui amal kehidupan.

Ada beberapa hal yang patut anda perhatikan dalam upaya menumbuhkan keluarga bahagia menurut ajaran Islam atau dalam menghadapi berbagai persoalan, diantaranya;

1. Fikrah yang jelas
Pemikiran Islami tentang tujuan-tujuan dakwah dan kehidupan keluarga merupakan unsur pentng dalam perkawinan. Ini adalah syarat utama.Keluarga islami bukanlah keluarga yang tenang tanpa gejolak. Bukan pula keluarga yang berjalan di atas ketidakjelasan tujuan sehingga melahirkan kebahagiaan semu. Kalaulah Umar bin Khattab menggebah para pedagang di pasar yang tidak memahami fiqih (perdagangan), maka layak dipandang sebagai sebuah kekeliruan besar seseorang yang menikah namun tak memahami dengan jelas apa hakekat pernikahan dalam Islam dan bagaimana kaitannya dengan kemajuan dakwah.

2. Penyatuan idealisme
Ketika ijab qobul dikumandangkan di depan wali, sebenarnya yang bersatu bukanlah sekedar jasad dua makhluk yang berlainan jenis. Pada detik itu sesungguhnya tengah terjadi pertemuan dua pemikiran, perjumpaan dua tujuan hidup dan perkawinan dua pribadi dengan tingkat keimanan masing-masing. Karena itu, penyatuan pemikiran dan idealisme akan menyempurnakan pertemuan fisik kedua insan.

3. Mengenal karakter pribadi
Kepribadian manusia ditentukan oleh berbagai unsur lingkungan: nilai yang diyakini dan pengaruh sosialisasi perilaku lingkungan terdekat serta lingkungan internal (sifat bawaan) itu sendiri. Mengenal secara jelas karakter pasangan hidup adalah bekal utama dalam upaya penyesuaian, penyeimbangan dan bahkan perbaikan. Satu catatan penting mengenai hal ini ialah anda harus menyediakan kesabaran selama proses pengenalan itu berlangsung, sebab hal itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

4. Pemeliharaan kasih sayang
Sikap rahmah (kasih sayang) kepada pasangan hidup dan anak-anak merupakan tulang punggung kelangsungan keharmonisan keluarga. Rasulullah SAW menyapa Aisyah dengan panggilan yang memanjakan, dengan gelar yang menyenangkan hati. Bahkan beliau membolehkan seseorang berdiplomasi kepada pasangan hidupnya dalam rangka membangun kasih sayang. Suami atau isteri harus mampu menampilkan sosok diri dan pribadi yang dapat menumbuhkan rasa tenteram, senang kerinduan. Ingat, di atas rasa kasih sayanglah pasangan hidup dapat membagi beban, meredam kemelut dan mengurangi rasa lapar.

5. Kontinuitas tarbiyah
Tarbiyah (pendidikan) merupakan kebutuhan asasi setiap manusia. Para suami yang telah aktif dalam medan dakwah biasanya akan mudah mendapatkan hal ini. Namun, isteri juga memiliki hak yang sama. Penyelenggaraannya merupakan tanggung jawab suami khususnya, kaum lelaki muslim umumnya. Itulah sebabnya Rasulullah SAW meluluskan permintaan ta'lim (pengajaran) para wanita muslimah yang datang kepada beliau. Beliau memberikan kesempatan khusus bagi pembinaan wanita dan kaum ibu (ummahaat). Perbedaan perlakuan tarbiyah antara suami dan isteri akan membuat timpang pasangan itu dan akibatnya tentu kegoncangan rumah tangga.

6 Penataan ekonomi
Turunnya Surat al Ahzab yang berkaitan dengan ultimatum Allah SWT kepada para isteri Nabi SAW, erat kaitannya dengan persoalan ekonomi. Islam dengan tegas telah melimpahkan tanggung jawab nafkah kepada suami, tanpa melarang isteri membantu beban ekonomi suami jika kesempatan dan peluang memang ada, dan tentu selama masih berada dalam batas-batas syari'ah. Ditengah-tengah tanggung jawab dakwahnya, suami harus bekerja keras agar dapat memberikan pelayanan fisik kepada keluarga. Sedangkan qanaah (bersyukur atas seberapa pun hasil yang diperoleh) adalah sikap yang patut ditampilkan isteri. Persoalan-persoalan teknis yang menyangkut pengelolaan ekonomi keluarga dapat dimusyawarahkan dan dibuat kesepakatan antara suami dan isteri. Kebahagiaan dan ketenangan akan lahir jika di atas kesepakatan tersebut dibangun sikap amanah (benar dan jujur).

7. Sikap kekeluargaan
Pernikahan antara dua anak manusia sebenarnya diiringi dengan pernikahan "antara dua keluarga besar", dari pihak isteri dan juga suami. Selayaknyalah, dalam batas-batas yang diizinkan syari'at, sebuah pernikahan tidak menghancurkan struktur serta suasana keluarga. Pernikahan janganlah membuat suami atau isteri kehilangan perhatian pada keluarganya (ayah, ibu, adik, kakak dan seterusnya). Menurunnya frekuensi interaksi fisik (dan ini wajar) tidak boleh berarti menurun pula perhatian dan kasih sayang. Sebaliknya, perlu ditegaskan juga bahwa pernikahan adalah sebuah lembaga legal (syar'i) yang harus dihormat keberadaannya. Sebuah kesalahan serius terjadi tatkala seorang isteri atau suami menghabiskan perhatiannya hanya untuk keluarganya msing-masing sehingga tanggung jawabnya sebagai pasangan keluarga di rumahnya sendiri terbengkalai.

8. Pembagian beban
Meski ajaran Islam membeberkan dengan jelas fungsi dan tugas elemen keluarga (suami, isteri, anak, pembantu) namun dalam pelaksanaannya tidaklah kaku. Jika Rasulullah SAW menyatakan bahwa seorang isteri adalah pemimpin bagi rumah dan anak-anak, bukan berarti seorang suami tidak perlu terlibat dalam pengurusan rumah dan anak-anak. Ajaran Islam tentang keluarga adalah sebuah pedoman umum baku yang merupakan titik pangkal segala pemikiran tentang keluarga. Dalam tindakan sehari-hari, nilai-nilai lain, misalnya tentang itsar (memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain), ta'awun (tolong menolong), rahim (kasih sayang) dan lainnya juga harus berperan. Itu dapat dijumpai dalam riwayat yang sahih betapa Nabi SAW bercengkrama dengan anak dan cucu, menyapu rumah, menjahit baju yang koyak dan lain-lain.

9. Penyegaran
Manusia bukanlah robot-robot logam yang mati. Manusia mempunyai hati dan otak yang dapat mengalami kelelahan dan kejenuhan. Nabi SAW mengeritik seseorang yang menamatkan Al Quran kurang dari tiga hari, yang menghabiskan waktu malamnya hanya dengan shalat, dan yang berpuasa setiap hari. Dalam ta'lim beliau SAW juga memberikan selang waktu (dalam beberapa riwayat per pekan), tidak setiap saat atau setiap hari. Variasi aktivitas dibutuhkan manusia agar jiwanya tetap segar. Dengan demikian, keluarga yang bahagia tdak akan tumbuh dari kemonotonan aktivitas keluarga. Di samping tarbiyah, keluarga membutuhkan rekreasi (perjalanan, diskusi-diskusi ringan, kemah, dll).

10. Menata diri
Allah SWT mengisyaratkan hubungan yang erat antara ketaqwaan dan yusran (kemudahan), makhrojan (jalan keluar). Faktor kefasikan atau rendahnya iman identik dengan kesukaran, kemelut dan jalan buntu. Patutlah pasangan muslim senantiasa menata dirinya masing-masing agar jalan panjang kehidupan rumah tangganya dapat diarungi tanpa hambatan dan rintangan yang menghancurkan.

11. Mengharapkan rahmat Allah
Ketenangan dan kasih sayang dalam keluarga merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-hambaNya yang Salih. Rintangan-rintangan menuju keadaan itu datang tidak saja dari faktor internal manusia, namun juga dapat muncul dari faktor eksternal termasuk gangguan syaitan dan jin. Karena itu, hubungan vertikal dengan al Khaliq harus dijaga sebaik mungkin melalui ibadah dan doa. Nabi SAW banyak mengajarkan doa-doa yang berkaitan dengan masalah keluarga.

Wallahu a'lamu.

Sumber : Islah, No.4/Th II

http://halaqohdakwah.wordpress.com/

MEMBENTUK KELUARGA ISLAMI


  
Mayoritas manusia tentu mendambakan kebahagiaan, menanti ketentraman dan ketanangan jiwa. Tentu pula semua menghindari dari berbagai pemicu gundah gulana dan kegelisahan. Terlebih dalam lingkngan keluarga. Ingatlah semua ini tak akan terwujud kecuali dengan iman kepada Alloh, tawakal dan mengembalikan semua masalah kepadaNya, disamping melakukan berbagai usaha yang sesuai dengan syari'at.

Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran. Alloh dengan hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia untuk menetap dan tinggal dengan tentram di dalamnya. FirmanNya: "dan diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia mencipatakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."
(Ar Rum: 21)

Ya.supaya engkau cenderung dan merasa tentram kepadanya (Alloh tidak mengatakan: 'supaya kamu tinggal bersamanya'). Ini menegaskan makna tenang dalam perangai dan jiwa serta menekankan wujudnya kedamaian dalam berbagai bentuknya.

Maka suami istri akan mendapatkan ketenangan pada pasangannya di kala datang kegelisahan dan mendapati kelapangan di saat dihampiri kesempitan. Sesungguhnya pilar hubungan suami istri adalah kekerabatan dan pershabatan yang terpancang di atas cinta dan kasih sayang. Hubungan yang mendalam dan lekat ini mirip dengan hubungan seseorang dengan dirinya sendiri. Al Qur'an menjelaskan: "Mereka itu pakaian bagimu dan kamu pun pakaian baginya." (Al Baqarah: 187)

Terlebih lagi ketika mengingat apa yang dipersiapkan bagi hubungan ini misalnya; penddidikan anak dan jaminan kehidupan, yang tentu saja tak akan terbentuk kecuali dalam atmosfir keibuan yang lembut dan kebapakan yang semangat dan serius. Adakah di sana komunitas yang lebih bersih dari suasana hubungan yang mulia ini?

Pilar Peyangga Keluarga Islami

1. Iman dan Taqwa

Faktor pertama dan terpenting adalah iman kepada Alloh dan hari akhir, takut kepada Dzat Yang memperhatikan segala yang tersembunyi serta senantiasa bertaqwa dan bermuraqabbah (merasa diawasi oleh Alloh) lalu menjauh dari kedhaliman dan kekeliruan di dalam mencari kebenaran.

"Demikian diberi pengajaran dengan itu, orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat. Barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaya Dia kan mengadakan baginya jalan keluar. Dan Dia kan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan keperluannya." (Ath Thalaq: 2-3)

Di antara yang menguatkan tali iman yaitu bersungguh-sungguh dan serius dalam ibadah serta saling ingat-mengingatkan. Perhatikan sabda Rasululloh: "Semoga Alloh merahmati suami yang bangun malam hari lalu shalat dan membangunkan pula istrinya lalu shalat pula. Jika enggan maka dipercikkannya air ke wajahnya. Dan semoga Alloh merahmati istri yang bangun malam hari lalu shalat dan membangunkan pula suaminya lalu shalat pula. Jika enggan maka dipercikkannya air ke wajahnya."
(HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa'i, Ibnu Majah).

Hubungan suami istri bukanlah hubungan duniawi atau nafsu hewani namun berupa interaksi jiwa yang luhur. Jadi ketika hubungan itu shahih maka dapat berlanjut ke kehidupan akhirat kelak. FirmanNya: "Yaitu surga 'Adn yang mereka itu masuk di dalamnya bersama-sama orang yang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya."
(Ar Ra'du: 23)

2. Hubungan Yang Baik

Termasuk yang mengokohkan hal ini adalah pergaulan yang baik. Ini tidak akan tercipt akecuali jika keduanya saling mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.

Mencari kesempurnaan dalam keluarga dan naggotanya adalah hal mustahil dan merasa frustasi daklam usha melakukan penyempurnan setiap sifat mereka atau yang lainnya termasuk sia-sia juga.

3. Tugas Suami

Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka ia akan buntu.

Teralalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok dari rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan mematahkannya. Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu nasehatilah dengan baik."
(HR. Bukhari, Muslim)

Jadi kelemahan wanita sudah ada sejak diciptakan, jadi bersabarlah untuk menghadapinya. Seorang suami seyogyanya tidak terus-menerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali.

Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman; "Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh menjadikannya kebaikan yang banyak."
(An Nisa': 19)

Apabila tidak begitu lalu bagaimana mungkin akan tercipta ketentraman, kedamaian dan cinta kasih itu: jika pemimpin keluarga itu sendiri berperangai keras, jelek pergaulannya, sempit wawasannya, dungu, terburu-buru, tidak pemaaf, pemarah, jika masuk terlalu banyak mengungkit-ungkit kebaikan dan jika keluar selalu berburuk sangka.

Padahal sudah dimaklumi bahwa interaksi yang baik dan sumber kebahagiaan itu tidaklah tercipta kecuali dengan kelembutan dan menjauhakan diri dari prasangka yang tak beralasan. Dan kecemburuan terkadang berubah menjadi prasangka buruk yang menggiringnya untuk senantiasa menyalah tafsirkan omongan dan meragukan segala tingkah laku. Ini tentu akan membikin hidup terasa sempit dan gelisah dengan tanpa alasan yang jelas dan benar.

4. Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri mengetahui kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin, pelindung, penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan harta suami. Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan rumahnya.

Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan mengkhianati ketika ia pergi.

Dengan ini sudah barang tentu akan tercapai saling meridhai, akan langgeng hubungan, mesra, cinta dan kasih sayang. Dalam hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya maka ia masuk surga."
(HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)

Maka bertaqwalah wahai kaum muslimin! Ketahuilah bahwa dengan dicapainya keharmonisan akan tersebarlah semerbak kebahagiaan dan tercipta suasana yang kondusif bagi tarbiyah.

Selain itu tumbuh pula kehidupan di rumah yang mulia dengan dipenuhi cinta kasih dan saling pengertian anatar sifat keibuan yang penuh kasih sayang dan kebapakan yang tegas, jauh dari cekcok, perselisihan dan saling mendhalimi satu sama lain. Juga tak ada permusuhan dan saling menyakiti.

Penutup
Lurusnya keluarga menjadi media untuk menciptakan keamanan masyarakat. Bagaimana bisa aman bila ikatan keluarga telah amburadul. Padahal Alloh memberi kenikmatan ini yaitu kenikmatan kerukunan keluarga, kemesraan dan keharmonisannya.

Hubungan suami istri yang sangat solid dan fungsinya sebagai orang tua di tambah anak-anaknya yang tumbuh dalam asuhan mereka, merupakan gambaran umat terkini dan masadepan. Karena itu ketika setan berhasil menceraikan hubungan keluarga dia tidak sekadar menggoncangkan sebuah keluarga namun juga menjerumuskan masyarakat seluruhnya ke dalam kebobrokan yang merajalela. Realita sekarang menjadi bukti.

Semoga Alloh merahmati pria yang perilakunya terpuji, baik hatinya, pandai bergaul (terhadap keluarga), lemah lembut, pengasih, penyayang, tekun, tidak berlebihan dan tiada lalai dengan kewajibannya. Semoga Alloh merahmati pula wanita yang tidak mencari-cari kekeliruan, tidak cerewet, shalihah, taat dan memelihara dirinya ketika suaminya tidak ada karena Alloh telah memeliharanya.

Bertaqwalah wahai kaum muslimin, wahai suami istri. Barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaaya akan dimudahkan urusannya.
(Syeikh Shalih bin Abdullah bin Al Humaid).

 

Sumber : www.dudung.net

Kamis, Juli 15, 2010

Kisah yang belum Sempurna

Malam itu selesai chat di FB dengan temanku, tiba-tiba aku teringat dengan seorang teman. Teman waktu Kuliah di Extension Unpad dulu. Apakabarnya nih anak? Mudah-mudahan dia baik-baik saja. Kemarin sempet ketemuan dan sms-an membahas piala dunia. Tiba-tiba sekarang menghilang. Di sms ga di bales di telpon ga di angkat. Wuhhh..Jadi kesel deh dan sedikit berpikiran negative. Jangan-jangan dia lagi ngambek. Tetapi Allah maha baik selalu memberi hikmah untuk tidak berburuk sangka terhadap suatu kejadian. Mungkin dia ga bales sms karena ga ada pulsa atau tidak angkat telpon sedang berada dijalan. Allah berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat : 12)

Dengan menjauhi prasangka hati lebih bersih dan tenang karena tidak terlintas berpikiran negative kepada orang lain. Dan ternyata bener beberapa hari kemudian dia menelpon. Dan memberi kabar gembira ada yang berubah dengan tampilannya sekarang. Wah jadi penasaran pengen ketemu ingin lihat perubahan tampilannya yang katanya makin cakep. Hahaaa… Mudah2an J.. Miss u..

Selasa, Juli 13, 2010

Gunung Bromo


Rombongan kami akhirnya sampai di probolinggo jam 2 pagi. Dari jalan utama menuju ke Gunung Bromo ternyata lumayan jauh. Jam 3 pagi kami sudah ada di sekitar Gunung Bromo. Rencana perjalanan untuk naik ke Gunung Bromo dengan menyewa mobil Hardtop. Tetapi penawaran harga sewa mobil cukup alot. Calo sewa mobil Hardtop menawar harga 600 Rb untuk 4 lokasi yaitu Penanjakan, Bromo , Pasir berbisik  dan satu lg lupa. Ita dan Mima menawar dengan harga 400 rb. Tetapi sang calo hanya memberi penawaran turun menjadi 550 rb. Kami memutuskan untuk mencari sewa mobil Hardtop yang lain. Di atas kami mendapat harga sewa yang cocok tapi sayang mobil yang ada adalah mobil jeep terbuka. Jelas kami tidak mau menumpang mobil terbuka di daerah yang dingin. Bisa-bisa diatas malah ntar masuk angin.

Akhirnya rombongan kami memutuskan berjalan menuju Gunung Bromo. Keputusan yang sangat berani menurutku. Rombongan kami yang terdiri dari 6 cewek dan 1 cowok yang berjalan di jalanan gelap yang kami tidak mengenal medannya sama sekali tetapi berani mengambil keputusan yang lumayan nekad Untungnya Nurul membawa senter sehingga kami dapat sedikit melihat jalanan yang kami lalui. Tidak jauh di belakang kami ternyata ada beberapa rombongan mahasiswa yang juga berniat sama dengan kami berjalanan kami menuju Gunung Bromo. Perjalanan dengan cuaca dingin, gelap dan berpasir tidak mudah. Kami tak tahu perjalanan ini akan berujung kemana. Tiba-tiba mima sudah berada diatas kuda. Ternyata mima memutuskan menyewa kuda, sang pemilik kuda mengatakan bahwa dia mengetahui jalan memotong menuju Penanjakan untuk melihat Sunrise. Kami langsung berbelok arah mengikuti sang pemilik kuda.


Perjalanan mendaki dan gelap ternyata tidak mudah. Jantungku berpacu dengan kencang saat mendaki ke atas. Kakiku lumayan terseok-seok. Keringat menetes diudara yang lumayan dingin. Rasanya aku tidak sanggup meneruskan perjalananan ini. Kadang terucap istigfar dari bibirku. Inilah kalau jarang olahraga. Stamina tidak kuat untuk mendaki. Nurul sempat terjauh karena kelelahan dan kakinya keseleo menginjak batu. Selama ini aja aku di kantor naik ke lantai 3 lumayan ngos-ngosan. Jadi kebayang dahsyatnya perjuangan pendakian ini. Setelah sampai di bawah kaki gunung, aku dan rombongan harus menaiki sekitar 250 anak tangga untuk sampai ke atas. Tetapi ternyata perjalanan ini menyadarkanku bahwa kami tepat berada dibawah kaki Gunung Bromo. Bukan di Penanjakan untuk melihat Sunrise. Waa sepertinya si tukang kuda telah menipu kami, karena tujuan awal adalah ke Penanjakan untuk melihat Sunrise, bukan langsung ke Gunung Bromo. Dan tarif si tukang kuda lumayan mahal. Harusnya bayar dua kuda ternyata bayar 4 kuda karena ita salah membayar ke tukang kudanya. Oh feelingku ternyata benar inilah kalau kita berpergian dengan ala nekad. L

 
Ya sudah tangga sudah di depan mata, sekarang berjuang naik ke kawah Gunung Bromo. Naik perlahan-perlahan dengan nafas satu-satu. Kalau udah bener-bener ga kuat aku berhenti duduk sejenak untuk rehat dan menstabilkan nafas yang lumayan ngos-ngosan. Akhirnya sampai juga diatas kawah.. Yesss !! J Diatas kita duduk-duduk sambil memandang kebawah melihat jalanan yang telah kami lewati. Walaupun masih sangat gelap pagi itu. J Ternyata sudah banyak juga orang-orang yang diatas. 


Perjuangan mendaki berbuah manis, pemandangan diatas begitu indah. Walaupun kabut pagi masih menutupi pemandangan disekitar. Tetapi sudah mulai kelihatan Gunung Bromo yang keabu-abuan, Gunung Batok, pegunungan hijau yang ada disebelah Gunung Bromo, hamparan pasir dan langit biru yang cerah bak lukisan sang maha pencipta tersaji dari atas puncak Gunung Bromo. Walaupun kami tidak beruntung melihat munculnya sang matahari dari balik peraduan tetapi pemandangan yang ada disekitar Bromo tidak kalah indahnya yang sedikit mengobati perasaaan kecewa kami.

Puas foto-foto diatas waktunya untuk turun. Perjalanan turun kebawah lebih ringan dibandingkan dengan naik ke atas Gunung Bromo. Dan matahari sudah bersinar jadi tidak perlu lagi memakai senter untuk melihat anak tangga. Terlihat mulai banyak rombongan yang berdatangan dari arah penanjakan yang melanjutkan perjalanan mereka untuk mendaki Gunung Bromo. Kali ini rombonganku memutuskan naik kuda untuk turun ke terminal. Tarif per 1 ekor kuda adalah Rp.40.000. Ternyata lumayan serem juga naik kuda dari atas mau turun ke bawah, karena medannya lumayan terjal. Tetapi sang pemilik kuda memberi instruksi bahwa posisi badan harus tegak ke belakang bukan maju ke depan. Ternyata bener juga saran pemilik kuda. Rasanya aku jadi lebih nyaman turun ke bawah.

Selama perjalanan menuju terminal aku sempatkan berfoto dulu. Untung banget sang pemilik kuda mau memoto aku di beberapa tempat, seperti di belakang Gunung Bromo, di depan Pura Suku Tengger, dan di depan Gunung Batok. Pemandangannya indah banget, Subhannallah seperti lukisan. Dari atas kelihatan hamparan rumput yang berwarna keemasan.

Sampai di terminal kami menyewa hardtop untuk mengantar kami ke parkiran mobil kami. Di jalan aku bertanya ke si bapak supir dimana letak pasir berbisik itu. Dan temen-temen ternyata setuju kalau kita mampir sebentar ke pasir berbisik dan biaya Rp.150.000 kita sharing bersama.

Bersyukur sekali kami mampir ke pasir berbisik ternyata pemandangan dari pasir berbisik ini indah sekali dengan latar belakang Gunung Bromo dan Gunung Batok yang kontras karena perbedaan warna kedua gunung tersebut. Makanya kami tak lupa foto narsis sana sini.

Udah capek foto-foto waktunya balik nih. karena trip selanjutnya telah menanti..






Malang Here We Come....

Minggu, Juli 11, 2010

Kedahsyatan Efek Berbaik Sangka

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ustaz Muhammad Arifin Ilham

Selain doa dan ikhtiar, ada amalan lain yang juga bisa mengantarkan proses 'perubahan takdir'. Amalan itu adalah amalan hati, yaitu selalu berbaik sangka (husnuzhan) dengan semua keputusan Allah SWT. Berbaik sangka merupakan produk dari olahan kekuatan iman. Tidak mungkin seseorang memiliki kemuliaan akhlak berupa husnuzhan, jika tidak yakin dengan segala sesuatu yang sudah diputuskan Allah.

Seseorang yang mengaku beriman sadar benar bahwa dari setiap peristiwa maka Allah telah mentransformasikan mutiara hikmah untuk manusia. Yakni, sesuatu yang berharga yang hilang milik orang beriman (al-Hikmatu zhalatul mu'minin). Artinya, kejadian yang menimpa kita, pasti ada kadar atau nilai berharga yang sudah dipersiapkan untuk kita. Namun, sementara ini belum ditemukan. Karena itulah, kata Imam Ali karramallahu wajhah, ''Jika kita menemukannya, segeralah diambil; fain wajadaha akhadzaha.''

Pertanyaannya, bagaimana bisa mengambil barang berharga itu, sementara kita sulit untuk mendeteksinya. Di sinilah peranan amalan hati, yaitu husnuzhan. Jika kita mempersangkakan bahwa ada banyak kebaikan yang telah Allah sediakan untuk kita dari takdir-Nya itu, akan benarlah persangkaan kita.

Karena itu, bagaimana rupa takdir kita ke depan, turut ditentukan dari persangkaan kita terhadap-Nya. Simak Hadis Qudsy berikut, Anaa 'inda zhanni 'abdi bih, wa Ana ma'aka idza da'awtani, "Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku tentang Aku. Dan aku bersamamu jika memohon kepada-Ku."

Dengan demikian, husnuzhan bisa mengantarkan seseorang meraih apa yang diharapkan. Kalaulah saat ini kita sedang berduka karena kegagalan, bersegeralah husnuzhan bahwa akan ada kebaikan setelah kegagalan itu. Yakinlah bahwa takdir kita ke depan pasti dipenuhi dengan takdir kesuksesan. Tetaplah optimis. Selama hari masih menjelang, kesempatan meninggalkan kegelapan malam masih selalu terbuka. Dan, kita akan berada di jalur siang yang terang benderang.

Keberuntungan orang yang husnuzhan, tak hanya didapatkan di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak. Rasul menyebut orang yang husnuzhan sebagai pemegang kunci surga. Dalam sebuah taklim di hadapan para sahabatnya, Rasul mengatakan bahwa sebentar lagi akan masuk seorang yang kelak akan memegang kunci surga. Semua sahabat terpana. Sampai seorang Umar bin Khattab 'iri' dengan penyematan istilah tersebut. Tidak lama kemudian masuklah orang yang dimaksud.

Orang ini penampilannya biasa-biasa saja. Tidak ada ciri khusus. Karena penasaran, Umar meminta izin untuk menginap di rumah orang tersebut. Tiga hari Umar RA menginap di rumah orang ini. Namun, dia tidak menemukan amalan khusus orang tersebut.

Ketika Umar bertanya, apa rahasianya. Orang itu menjawab, "Ibadah dan amalanku sebenarnya biasa saja, wahai Umar. Hanya selama hidupku, aku diajari oleh ibuku untuk tidak punya perasaan buruk sangka terhadap apa pun dan siapa pun. Barangkali itulah amalan yang dimaksud Rasulullah SAW."

Jumat, Juli 09, 2010

Lamongan Jawa Timur

Kamis sore aku sudah berada di Stasiun Senen dengan diantar oleh mas ojegku. Bawaan tasku kali ini lebih besar karena trip kali ini adalah mengunjungi wisata Gunung Bromo. Trip ini aku berangkat dengan rombongan temen-temen pengajian YISC Al Azhar. Rombongan kami terdiri dari lima cewek-cewek yaitu aku, Mima, Ita, Nurul dan Irma. Sesuai skedul kereta Gumarang tujuan Jakarta - Pasar Turi Surabaya akan berangkat dari Stasiun Senin jam pukul 18.00 Wib.
Kami menempati gerbong Bisnis no 4. Kereta api Gumarang telah dipenuhi dengan penumpang baik yang memiliki tiket yang memiliki kursi dan yang berdiri. Jalanan gerbong telah dipenuhi penumpang yang duduk dan tidur sehingga membuat tidak leluasa untuk berjalan di dalam gerbong kereta api. Mungkin karena musim liburan jadi kereta ini sangat penuh. Perjalanan ditempuh dengan waktu 14 jam karena kereta mengalami keterlambatan akibat adanya jalur kereta yang anjlok saat kami akan melewati Statiun Tawang Semarang. Sekitar satu jam kereta Gumarang sempat terhenti disana. Jumat jam 8 pagi kami akhirnya tiba di Lamongan. Di Lamongan kami menumpang menginap di rumahnya Paklik Ita. Rasanya badan mau rontok karena menempuh perjalanan yang lumayan jauh. Terobati dengan sajian sarapan pagi yang telah disiapkan oleh Bukleknya Ita. Menu sarapan pagi itu adalah makanan khas Lamongan. Tapi sayang aku lupa nama makanannya.



Setelah beristirahat dan bersih-bersih waktunya mejelajahi kota Lamongan. Dengan menumpang BELLA (Becak Lamongan) kami berkeliling kota dan mampir ke Alon-Alon kota Lamongan dan Plaza Lamongan. Lamongan ternyata adalah kota pemenang Adipura. Selama aku berjalan-jalan dikota Lamongan emang terlihat dengan jelas kalau kota ini sangat bersih, rapi dan tidak terdapat macet seperti Jakarta. Nyaman sekali tetapi mungkin hanya untuk beberapa hari saja buat aku betah disana karena disana hanya terdapat satu Plaza dan tidak ada bioskopnya..Puihhh. Di pinggir Alon-Laon Lamongan aku dan romongan tidak lupa mencoba SOTO Lamongan. Wih soto ini mantap banget apalagi Soto ayamnya memakai ayam kampung. Jadi makin Maknyusss..


Magrib kami sudah balik lagi kerumah untuk siap-siap berangkat menuju BROMO. Ternyata malam itu ada pertandingan Piala Dunia Jerman melawan Uruguay. Pengen banget nonton pertandingan ini tetapi kami tak punya waktu lagi karena jam 22.00 Wib kami sudah harus berangkat menuju Probolinggo. Karena kami ingin melihat Sunrise dari puncak Gunung Bromo.

Dan perjalanan ke Bromo pun dimulai...........

Pengeluaran

Pengeluaran terbagi 3: (1) Wajib, (2) Butuh, (3) Ingin.” #KelompokPengeluaran


(1) “ Pengeluaran Wajib: “Pengeluaran yg Wajib Dibayar, kalau tidak biasanya ada Denda/Bunga. Mis.
        Utang.”
   

(2) “Pengeluaran Butuh: Pengeluaran yg Anda bayar karena kebutuhan. Contoh: Pulsa HP, Bensin Mobil,     
      Sembako.”


(3) “Pengeluaran Ingin: Segala Pengeluaran yg Anda bayar karena sekedar Ingin.

       Gak dibelipun tidak apa-apa.”



Sekarang, kita akan bicara tentang #TipsPengeluaran supaya Pengeluaran Anda terjaga. Semuanya ada 5.

No. 1: “Bayarlah Pengeluaran Rutin dari Pemasukan Rutin. Contoh: Bayar Listrik, ambil

             Dari Gaji Bulanan.”

No. 2: “Pengeluaran Tdk Rutin jgn dr Pemasukan Rutin, tp dr Tabungan. Contoh: Liburan,

             ambil dari Tabungan.

No.3: “ Bayarlah Pengeluaran menurut Prioritasnya: Wajib dulu, kemudian Butuh, lalu Ingin.”


No.4: “Miliki ‘iman’kuat dalam menghadapi Gempuran Iklan ; Iming-iming Penjualan."

No.5: “Hati-hati Fasilitas Kredit. Contoh: Jangan sampai adanya Kartu Kredit bikin Anda tambah boros."
 

(c)2009 Din@-Blog. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger