Pages

Selasa, November 29, 2011

Hongkong (Dream Destination)

My dream next destination untuk liburan ke luar negeri adalah Hongkong. Kenapa harus ke Hongkong?? Ada beberapa alasan :


1. Jalan-jalan ke Hongkong tidak harus memakai visa.
2. Ada Disneyland
3. Surga belanja
4. Bisa menyebrang jalan-jalan ke Macau dan Shenzhen

Sebelum jalan-jalan ke sana harus tahu dulu mengenai wisata yang wajib di kunjungi di Hongkong, mari kita minta bantuan Mr.Google.

1. Disneyland

Wilayah Asia yang terdekat untuk bisa mengunjungi Disneyland adalah Hongkong plus ke negara ini untuk WNI bebas visa. Disneyland adalah wahana bermain seperti Dufan tetapi dipenuhi oleh tokok-tokoh komik ciptaan Walt Disney seperti  Mickey Mouse, Mini Mouse, Goufy dll. Harga tiket masuk Disneyland adalah HK $399 kalau di kurskan rupiah hari ini sekitar Rp. 1.141 maka harga tiket masuknya adalah sebesar Rp. 455.259. Wow lumayan ya hampir sama mahalnya masuk Universal Studio Singapore. Kaluu mau lebih jelas bisa klik disini Disneyland Hongkong. Nah di dalam disneyland ini terdapat apa sajakah? Parknya di bagi atas 5 yaitu ToystoryLand, FantasyLand, TommorowLand, AdventureLand dan Main Street USA. Jadi penasaran deh pengen ke sana.

2. Madame Tussauds

Atau yang lebih dikenal dengan museum lilin orang-orang terkenal yang sangat mirip dengan aslinya. Jadi kalau ingin ketemu artis idola yang ga mungkin berjumpa dengannya maka lokasi ini wajib di kunjungi. Harga tiket masuknya adalah HK$165 atau sekitar Rp. 188 ribu untuk infonya bisa buka disini Madame Tussauds




3. 

Umar Bin Khatab

Siapa yang tidak kenal dengan Syaidina Umar bin Khatab? Dari cerita yang sering kita dengar bahwa Umar Bin Khatab ini memiliki paras yang tampan dan badan yang besar dan kekar. Beliau terkenal dengan pemimpin yang sangat adil, jujur dan amanah. Pada masa kepemimpinan beliaulah  Alquran dikumpulkan dalam 1 mushaf, adanya kalender islam yaitu kalender Hijriah, adanya kas negara (Baitul Mal),  lembaga peradilan dan lembaga perkantoran. 

Beliau juga terkenal dengan kejujurannya. Alkisah suatu hari seorang utusan melaporkan kondisi negaranya, lalu setelah melaporkan kondisi negaranya, utusan tersebut menanyakan kabar kondisi umar. Lalu  umar mematikan lilin. Lalu utusan tersebut bertanya kenapa umar mematikan lilin? Ketika Umar mematikan lilin, rupanya hal itu menarik perhatian si utusan. Dia berkata, ”Ya Amirul Mukminin, aku melihatmu melakukan sesuatu dan aku tidak pernah melihatmu melakukannya.” Umar bertanya, ”Apa itu?” Si utusan berkata, ”Engkau mematikan lilin ketika aku bertanya kepadamu tentang keadaanmu dan keluargamu.”

Umar berkata, Wahai hamba Allah, lilin yang kumatikan itu adalah harta Allah, harta kaum muslimin. Saat aku bertanya kepadamu tentang urusan dan kepentingan mereka, maka lilin itu dinyalakan di hadapanku demi kemashlahatan mereka. Tapi ketika kamu membelokkan pembicaraan tentang keadaanku dan keadaan keluargaku, maka aku pun mematikan api milik kaum muslimin.” 

Banyak Sekali Sifat-sifat teladan yang patut kita contoh dari Seorang Umar Bin Khatab, Salah satunya adalah, Suatu ketika Umar bin Khattab sedang berkhotbah di masjid di kota Madinah tentang keadilan dalam pemerintahan Islam. Pada saat itu muncul seorang lelaki asing dalam masjid , sehingga Umar menghentikan khotbahnya sejenak, kemudian ia melanjutkan."Sesungguhnya seorang pemimpin itu diangkat dari antara kalian bukan dari bangsa lain. Pemimpin itu harus berbuat untuk kepentingan kalian, bukan untuk kepentingan dirinya, golongannya, dan bukan untuk menindas kaum lemah. Demi Allah, apabila ada di antara pemimpin dari kamu sekalian menindas yang lemah, maka kepada orang yang ditindas itu diberikan haknya untuk membalas pemimpin itu. Begitu pula jika seorang pemimpin di antara kamu sekalian menghina seseorang di hadapan umum, maka kepada orang itu harus diberikan haknya untuk membalas hal yang setimpal."




“Duduklah dengan orang-orang yang bertaubat, sesungguhnya mereka menjadikan segala sesuatu lebih berfaedah.” (Tahfdzib Hilyatul Auliya I/71)

 “Kalau sekiranya kesabaran dan syukur itu dua kendaraan, aku tak tahu mana yang harus aku kendarai.” (Al Bayan wa At Tabyin III/ 126)

Sesungguhnya kita adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam, maka janganlah kita mencari kemuliaan dengan selainnya.” (Ihya’ Ulumuddin 4/203)

Hendaklah kalian menghisab diri kalian pada hari ini, karena hal itu akan meringankanmu di hari perhitungan.” (Shifatush Shafwah, I/286)

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar. ~ Khalifah ‘Umar

Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku. ~ Khalifah ‘Umar

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. ~ Sayidina Umar bin Khattab

Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki. ~ Sayidina Umar bin Khattab

Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina. Orang yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya.


Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga. ~ Sayidina Umar bin Khattab

Manusia yang berakal ialah manusia yang suka menerima dan meminta nasihat.-Umar bin Khatab-

Barangsiapa yang jernih hatinya, akan diperbaiki Allah pula pada yang nyata di wajahnya.-Umar bin Khatab-

Barangsiapa menempatkan dirinya di tempat yang dapat menimbulkan persangkaan, maka janganlah menyesal kalau orang menyangka buruk kepadanya.-Umar bin Khattab-

Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah-lembut.-Umar bin Khattab-

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.-Umar bin Khatab-

Didiklah anak-anakmu itu berlainan dengan keadaan kamu sekarang kerana mereka telah dijadikan Tuhan untuk zaman yang bukan zaman engkau.-Umar bin Khattab-

Senin, November 14, 2011

~ Krisis Global VS Indonesia ~

Sesuai janjiku untuk menuliskan review mengenai isu ekonomi terkini maka kali ini aku akan membahas dampak krisis global terhadap Indonesia.Karena hampir setiap hari kalau kita membaca koran pasti pembahasan headline news tidak jauh -jauh dari pembahasan krisis global yang sedang menjadi topik hot issue di seluruh belahan dunia. 

Krisis global ini di mulai dari negara super power dunia, yaitu Amerika Serikat. Dimulai dari macetnya Subprime Mortage atau pemberian KPR kepada orang yang tidak mampu. Perusahaan perumahaan melihat ini sebagai peluang karena bank-bank tidak mau memberikan kredit kepada orang-orang yang tidak mampu tersebut. Perusahaan kredit perumahan ini sebagian dananya didapat dari pinjaman dari pihak ketiga dalam jangka waktu pengembalian yang pendek (1-5 tahun). Sementara, subprime mortgage sendiri merupakan kredit jangka panjang yang bisa berkisar 10-20 tahun. Ada mismatch jangka waktu di Asset berupa Loan selama 10-20 tahun sedangkan Liabilities (dana pihak ketiga selama 1-5 tahun).

Lalu kredit subrpime ini dikumpulkan dan dijual kepada investor,  Tipe subprime mortgage ini berkarakteristik high risk high return, maka cukup banyak investor hedge fund dan investment bank yang meminatinya. Lalu kenapa bisa terkena krisis?? Gampang saja karena kredit tersebut diberikan kepada orang miskin dengan bunga tinggi menyebabkan mereka tidak mampu membayar hutangnya.

Akibatnya perusahaan perumahan mengalami kerugian dan para investor juga terkena imbasnya. Lalu kenapa kasus ini mengakibatkan terjadinya krisis global?? karena di masa sekarang dunia tidak terdapat batasan negara lagi, kepanikan di Amerika menjalar kemana-mana dimana para investor berupaya menyelamatkan dana mereka dengan menarik dananya dari pasar saham dan menanamkan dananya kedalam investasi beresiko rendah berupa deposito. 

Lalu akibat dari krisis global tersebut apakah akan mempengaruhi likuiditas perbankan? apabila investor yang menyimpan dananya di bank untuk memenuhi kerugiannya maka sewaktu-waktu mereka dapat menarik dananya dari bank sehingga bank harus berjaga-jaga apabila ada penarikan dari nasabah sehingga bank harus menjaga likuiditasnya yang menyebabkan bunga pinjaman antar bank menjadi tinggi karena setiap bank berhati-hati untuk  mengantisipasi hal-hal yang terjelek yang akan terjadi seperti adanya rush dari nasabah.

Intinya adalah "Ekonomi amerika naik , suku bunga turun, booming perumahan, morgage naik, subprime mortgage naik juga, kemasan ulang pada subprime mortgage, ekonomi amerika mulai turun, suku bunga naik, harga rumah turun, industri property turun, KPR subprime kacau, mulai gagal bayar pada aset yg di back dgn subprime mortgage, goncangan mulai meluas … dan seterusnya.

Ternyata pengaruh krisis negara adi daya itu membawa imbas ke negara kita tercinta sebagai negara berkembang yang sumber investasinya sebagian besar berasal dari luar.  Negara tujuan ekspor Indonesia termasuk ke Amerika, maka bagi eksportir keadaan ini menyebabkan turunnya permintaan ekspor dari negara paman sam tersebut. Hal ini tentu mengakibatkan perusahaan akan mengurangi produksinya yang otomatis akan menyebabkan perusahaan memangkas biaya terutama tenaga kerjanya.

Salah satu jalan keluar untuk menghadapi masalah penurunan ekspor tsb adalah mencari pasar lain selain Amerika. Dan hot issue terbaru adalah Bank Indonesia telah menurunkan BI rate dari yang sebelumnya 6,25% menjadi 6%. Tujuannya adalah untuk menurunkan suku bunga pinjaman sehingga masyarakat tertarik untuk melakukan investasi di sektor riil yang akhirnya bertujuan untuk menaikkan pertumbuhan perekonomian. Sehingga dapat mengurangi dampak krisis global tersebut.

Semoga dengan turunnya BI rate maka pertumbuhan di sektor riil menjadi menggeliat dan kita terbebas dari dampak krisis global..


Rabu, November 09, 2011

Goal 2012

Sabtu lalu setelah aku pulang kuliah , aku mampir  ke Gramedia Blok M. Ga tau kenapa tiba-tiba aku menjadi haus membaca, selama ini rasanya aku sudah jarang banget membaca buku.  Sampai di Gramedia aku berkeliling mencari buku kira-kira yang bagus yang bisa membangkitkan semangatku yang raib entah kemana. Dirak buku terdapat buku baru berjudul "Mimpi Sejuta Dollar"  Merry Riana. Buku ini aku pernah lihat di profile BBM kembaranku Dini. Katanya bukunya bagus, wajib di baca. Aku penasaran lalu buku tersebut aku beli bersama dengan buku karangan Claudia Kaunang "2 juta kelliling Hongkong-Macau-Shenzen" dan biografinya Steve Jobs.

Sampai dirumah buku tersebut aku lahap. Ibarat orang yang haus, membaca buku ini waktu tidak terasa. Buku ini bercerita tentang perjuangan seorang wanita muda bernama Merry Riana seorang keturunan Tionghoa yang terkena imbas kerusuhan 1997 yang memaksa dia harus kuliah di Singapore. Dengan modal pinjaman dari Bank sang penulis berkuliah di NTU Singapore. Berhasil melalui pahitnya hidup di asrama kampus dengan biaya hidup 10 dollar perminggu. Dan berniat mencapai kebebasan finansial diusia sebelum 30 tahun.

Berkat ketekunan, kesungguhan, kerja keras dan doa akhirnya Merry berhasil memperoleh penghasilan 1 juta Dollar di umur 26 tahun. Fantastis!!! Masih muda sudah menjadi jutawan. Membaca buku ini membuka mata batinku, mau kemana arah tujuan hidupku. Apa yang ini aku capai dalam hidup ini? Suasana kantor yang tidak menentu membuatku ingin menata ulang arah dan tujuan hidupku.

Menjelang akhir tahun ini harus aku gunakan untuk intropeksi pencapaian dan kegagalan yang aku lewati. Dan menata ulang tujuan hidup yang semakin tidak jelas arahnya.

Sekarang waktunya untuk menyusun resolusi (Goal) yang akan aku capai di tahun 2012. Biasanya resolusi aku susun di bulan Desember tapi tidak masalah kalau mulai dari awal November ini aku mulai menentukan arah tujuan hidupku.

Resolusi tahun 2012 :
1. Puasa Senin-Kamis
2. Sholat Tahajud tiap malam
3. Lulus Master Manajemen bulan Oktober 2012
4. Punya bisnis baru dengan minimal penghasilan Rp.500.000,-
5. Menikah di bulan November 2012
6. Mengajar mata kulaih Akuntansi dan Pajak
7. Jalan-jalan ke Hongkong atau Ho Chi Min bulan November 2011
8. Membaca minimal 1 buku 1 minggu
9. Menulis Biografi orang terkenal dan sukses min 1 kali sebulan
10. Menulis analisa penelitian mengenai isu-isu ekonomi dan keuangan min 1 kali dalam sebulan
11. Menulis tentang dunia islam minimal 1 kali dalam sebulan
12. Menulis review 1 negara dan dunia traveling min 1 kali dalam sebulan


Jumat, November 04, 2011

PASSPORT


Oleh Rhenald Kasali
* [Jawapos, 8 Agustus 2011]

Setiap saat mulai perkuliahan, saya selalu bertanya kepada mahasiswa berapa orang yang sudah memiliki pasport. Tidak mengherankan, ternyata hanya sekitar 5% yang mengangkat tangan. Ketika ditanya berapa yang sudah pernah naik pesawat, jawabannya melonjak tajam. Hampir 90% mahasiswa saya sudah pernah melihat awan dari atas. Ini berarti mayoritas anak-anak kita hanyalah pelancong lokal.
Maka, berbeda dengan kebanyakan dosen yang memberi tugas kertas berupa PR dan paper, di kelas-kelas yang saya asuh saya memulainya dengan memberi tugas mengurus pasport. Setiap mahasiswa harus memiliki “surat ijin memasuki dunia global.”. Tanpa pasport manusia akan kesepian, cupet, terkurung dalam kesempitan, menjadi pemimpin yang steril. Dua minggu kemudian, mahasiswa sudah bisa berbangga karena punya passport. Setelah itu mereka bertanya lagi, untuk apa pasport ini? Saya katakan, pergilah keluar negeri yang tak berbahasa Melayu. Tidak boleh ke Malaysia, Singapura, Timor Leste atau Brunei Darussalam. Pergilah sejauh yang mampu dan bisa dijangkau.

“Uang untuk beli tiketnya bagaimana, pak?”
Saya katakan saya tidak tahu.
*Dalam hidup ini, setahu saya hanya orang bodohlah yang selalu memulai pertanyaan hidup, apalagi memulai misi kehidupan dan tujuannya dari uang.
*Dan begitu seorang pemula bertanya uangnya dari mana, maka ia akan terbelenggu oleh constraint. Dan hampir pasti jawabannya hanyalah tidak ada uang, tidak bisa, dan tidak mungkin. Pertanyaan seperti itu tak hanya ada di kepala mahasiswa, melainkan juga para dosen steril yang kurang jalan-jalan. Bagi mereka yang tak pernah melihat dunia, luar negeri terasa jauh, mahal, mewah, menembus batas kewajaran dan buang-buang uang. Maka tak heran banyak dosen yang takut sekolah ke luar negeri sehingga memilih kuliah di almamaternya sendiri. Padahal dunia yang terbuka bisa membukakan sejuta kesempatan untuk maju.
Anda bisa mendapatkan sesuatu yang yang terbayangkan, pengetahuan, teknologi, kedewasaan, dan wisdom.
Namun beruntunglah, pertanyaan seperti itu tak pernah ada di kepala para pelancong, dan di antaranya adalah mahasiswa yang dikenal sebagai kelompok backpackers. Mereka adalah pemburu tiket dan penginapan super murah, menggendong ransel butut dan bersandal jepit, yang kalau kehabisan uang bekerja di warung sebagai pencuci piring. Perilaku melancong mereka sebenarnya tak ada bedanya dengan remaja-remaja Minang, Banjar, atau Bugis, yang merantau ke Pulau Jawa berbekal seadanya.Ini berarti tak banyak orang
yang paham bahwa bepergian keluar negeri sudah tak semenyeramkan, sejauh, bahkan semewah di masa lalu.
Seorang mahasiswa asal daerah yang saya dorong pergi jauh, sekarang malah rajin bepergian. Ia bergabung ke dalam kelompok PKI (Pedagang Kaki Lima Internasional) yang tugasnya memetakan pameran-pameran besar yang dikoordinasi pemerintah. Disana mereka membuka lapak, mengambil resiko, menjajakan aneka barang kerajinan, dan pulangnya mereka jalan-jalan, ikut kursus, dan membawa dolar.
Saat diwisuda, ia menghampiri saya dengan menunjukkan passportnya yang tertera stempel imigrasi dari 35 negara. Selain kaya teori, matanya tajam mengendus peluang dan rasa percaya tinggi. Saat teman-temannya yang lulus cum-laude masih mencari kerja, ia sudah menjadi eksekutif di sebuah perusahaan besar di luar negeri. 
* The Next Convergence*
Dalam bukunya yang berjudul The Next Convergence, penerima hadiah Nobel ekonomi Michael Spence mengatakan, dunia tengah memasuki Abad Ke tiga dari Revolusi Industri. dan sejak tahun 1950, rata-rata pendapatan penduduk dunia telah meningkat dua puluh kali lipat. Maka kendati penduduk miskin masih banyak, adalah hal yang biasa kalau kita menemukan perempuan miskin-lulusan SD dari sebuah dusun di Madura bolak-balik Surabaya-Hongkong.
Tetapi kita juga biasa menemukan mahasiswa yang hanya sibuk demo dan tak pernah keluar negeri sekalipun. Jangankan ke luar negeri, tahu harga tiket pesawat saja tidak, apalagi memiliki passport.Maka bagi saya, penting bagi para pendidik untuk membawa anak-anak didiknya melihat dunia. Berbekal lima ratus ribu rupiah, anak-anak SD dari Pontianak dapat diajak menumpang bis melewati perbatasan Entekong memasuki Kuching. Dalam jarak tempuh sembilan jam mereka sudah mendapatkan pelajaran PPKN yang sangat penting, yaitu pupusnya kebangsaan karena kita kurang urus daerah perbatasan. 
Rumah-rumah kumuh, jalan berlubang, pedagang kecil yang tak diurus Pemda, dan infrastruktur yang buruk ada di bagian sini. Sedangkan hal sebaliknya ada di sisi seberang. Anak-anak yang melihat dunia akan terbuka matanya dan memakai nuraninya saat memimpin bangsa di masa depan. Di universitas Indonesia, setiap mahasiswa saya diwajibkan memiliki pasport dan melihat minimal satu negara.
Dulu saya sendiri yang menjadi gembala sekaligus guide nya. Kami menembus Chiangmay dan menyaksikan penduduk miskin di Thailand dan Vietnam bertarung melawan arus globalisasi. Namun belakangan saya berubah pikiran, kalau diantar oleh dosennya, kapan memiliki keberanian dan inisiatif? Maka perjalanan penuh pertanyaan pun mereka jalani. Saat anak-anak Indonesia ketakutan tak bisa berbahasa Inggris, anak-anak Korea dan Jepang yang huruf tulisannya jauh lebih rumit dan pronounciation-nya sulit dimengerti
menjelajahi dunia tanpa rasa takut. Uniknya, anak-anak didik saya yang sudah punya passport itu 99% akhirnya dapat pergi keluar negeri. Sekali lagi, jangan tanya darimana uangnya. Mereka memutar otak untuk mendapatkan tiket, menabung, mencari losmen-losmen murah, menghubungi sponsor dan mengedarkan
kotak sumbangan. Tentu saja, kalau kurang sedikit ya ditomboki dosennya sendiri.
Namun harap dimaklumi, anak-anak didik saya yang wajahnya ndeso sekalipun kini dipassportnya tertera satu dua cap imigrasi luar negeri. Apakah mereka anak-anak orang kaya yang orangtuanya mampu membelikan mereka tiket? Tentu tidak. Di UI, sebagian mahasiswa kami adalah anak PNS, bahkan tidak jarang mereka anak petani dan nelayan. Tetapi mereka tak mau kalah dengan TKW yang meski tak sepandai mereka, kini sudah pandai berbahasa asing. Anak-anak yang ditugaskan ke luar negeri secara mandiri ternyata memiliki daya inovasi dan inisiatif yang tumbuh. Rasa percaya diri mereka bangkit.
Sekembalinya dari luar negeri mereka membawa segudang pengalaman, cerita, gambar dan foto yang ternyata sangat membentuk visi mereka. Saya pikir ada baiknya para guru mulai membiasakan anak didiknya memiliki
pasport. Pasport adalah tiket untuk melihat dunia, dan berawal dari passport pulalah seorang santri dari Jawa Timur menjadi pengusaha di luar negeri. Di Italy saya bertemu Dewi Francesca, perempuan asal Bali yang memiliki kafe yang indah di Rocca di Papa. Dan karena pasport pulalah, Yohannes Surya mendapat bea siswa di Amerika Serikat. Ayo, jangan kalah dengan Gayus Tambunan atau Nazaruddin yang baru punya pasport dari uang negara. 

*Rhenald Kasali, Guru Besar Universitas Indonesia *

Selasa, November 01, 2011

Rejeki yang tak tertukar


Dalam kehidupan sehari hari terkadang kita selalu melakukan sesuatu dengan perhitungan untung rugi atau istilah kerennya cost vs benefit. Hal ini tidak salah, karena sebagai pebisnis tidak mungkin mereka mau kerja sukarela tanpa mendapat margin dari usahanya tersebut.

Tapi jangan menjadikan benefit itu diatas segala-galanya. Biasanya orang mengerjar benefit dalam bentuk materi. Terinspirasi dari nonton kick andy pada malam sabtu kemarin mengenai wirausaha saat pengusaha kedai digital bernama saptuari bercerita bahwa bisnis tidak selalu bertujuan mengejar materi tetapi harus juga memberikan maanfaat atau keuntungan bagi masyarakat. Kalau selalu mengejar keuntungan akan capek bersaing dengan competitor.

Lalu terinspirasi lagi saat nonton Just Alvin di Metro TV topik mengenai artis yang punya bisnis rumah makan, bintang tamu aam itu adalah Lucy Wiryono yang memulai bisnis cafe steak bernama HolyCow. Cafe ini adalah cafe dipinggir jalan dengan harga steak yang sesuai budget.

Lucy juga mengutamakan berbagi dari hasil keuntungan yang diperolehnya. Dengan berbagi bukan berarti rejeki kita berkurang tetapi malah bertambah dan rejeki yang kita peroleh tersebut menjadi berkah.
Inti utama rejeki adalah baik itu kecil maupun besar, harus tetap kita syukuri. Jadi kunci rejeki adalah rasa syukur kita terhadap apa yang telah kita peroleh. Semakin baik kita bersyukur maka Allah akan menambah rejeki kita. Dan jangan terlalu ngoyo dalam ngejar materi, karena rejeki itu bukan hanya dari materi tetapi ketenangan hati, keimanan, kesehatan, rasa bahagia, teman yang baik, itu juga rejeki yang lebih besar dari pada materi. Buat apa kita memiliki uang yang banyak, rumah yang besar, mobil yang mewah tetapi hati gelisah, cemas dan nelangsa.

So, berbuatlah yang terbaik dalam bisnis dan bekerja. Berhitung cost vs benefit boleh selama dalam keadaan wajar. Yakinlah selama kita bekerja dan berbisnis mengutamakan kepentingan atau kemaslahatan bagi orang banyak, rejeki kita tidak akan tertukar.

Karena aku pernah punya pengalaman sendiri saat dikantor ditawari akan diajak mengajar suatu mata kuliah yang selama ini aku sudah praktek langsung. Tentu tawaran ini aku terima dengan senang hati. Tetapi saat semester baru berlangsung ternyata aku tidak termasuk dalam daftar pengajar mata kuliah tersebut. Tapi aku tidak berkecil hati. Mungkin belum rejeki kali dalam hatiku.

Ternyata kalau kira ridho dengan ketentuan Allah, maka Dia akan mengganti dengan yang lebih baik. Aku ditawari oleh bosku untuk lanjut kuliah S2 di kampus tempat aku bekerja.. See, kalau emang rejeki kita tidak akan tertukar..
Lakukan yang terbaik dalam setiap kita bekerja dan berbisnis dan yakinlah selama niat kita baik Allah akan mengganjar amal tersebut baik dalam bentuk rejeki maupun pahala yang sesuai dengan keikhlasan kita.

Dosenku Cakep Sekali..

Akhir minggu ini aku sudah mulai kuliah lagi setelah hampir 3 bulan libur kuliah. Karena kelamaan libur jadi agak-agak malas untuk memulai kuliah. Apalagi sudah masuk ke semester 3, sudah memilih konsentrasi mata kuliah pastinya makin berat. Konsentrasi mata kuliah yang aku ambil adalah Keuangan dan Perbankan. Aku sendiri ga punya pengalaman kerja di bidang perbankan. Walaupun kerja dikampus perbankan, buatku dunia perbankan ini masih samar-samar. Karena sehari hari aku berkutat dalam bidang accounting, keuangan dan pajak. Ilmu ini menjadi ilmu baru buatku.

Jumat sore itu Jakarta lagi guyur hujan besar. Rasa malasku makin menjadi-jadi. Pasti temen-temen yang lain datangnya agak telat dalam benakku. Ternyata aku salah besar,saat aku datang mereka sudah duduk manis di dalam kelas. Seperti mereka kangen dengan temen-temen yang lain karena sudah lama tidak bertemu. Mata kuliah malam ini adalah Manajemen Resiko. Dan Pengajar malam ini adalah Pak Muchlis mantan pimpinan IBS. Beliau terkenal sebagi dosen yang mengajar dengan system mengajar yang baik. Awal kuliah sudah langsung berhadapan dengan Laporan Keuangan Bank dan rasio rasio keuangan. Fuih..
Sabtu pagi aku sudah tiba di kampus, pagi ini mata kuliah Asset Liabilities Management dan pengajarnya adalah Bpk. Rangga Bayu. Praktisi dari Bank BNI. Dan ternyata dosennya cakep sekali uhuy…dan ngajar jelas, mendetail dan sabar banget. Keren deh…hehe..tambah kesemsem..

But that’s not a point..Point yang aku dapat adalah bahwa ilmu itu memang luar biasa..
1.       Ilmu itu menjaga kita
2.       Orang yang berilmu itu mengeluarkan cahaya dari pribadinya menjadi bersinar. Ntah kenapa kalau bertemu dengan orang yang pinter itu rasanya orang tersebut cakep banget dimataku..haha..inner beautynya jadi keluar dan biasanya suka rada-rada grogi nih kalau ketemu sama orang-orang pinter ini.
3.       Ilmu itu harus dibagi, kenapa??? Ada yang berilmu tapi begitu pelit membagi ilmunya kepada orang lain. Takut orang lain menjadi lebih pinter dan ahli. Padahal apabila ilmu itu dibagi kita sendiri menjadi bertambah ilmu dan bertambah pengalaman dari ilmu yang kita sharing kepada orang lain. Life is sharing..
4.       Membaca blog temenku mima, ada suatu topic yang menyentil, dahulu banyak para sahabat rasul yang seluruh hidupnya dihabiskan untuk menulis dan membaca. Mereka tidak mau membuang waktu dengan hal-hal yang sia-sia. Rasanya seperti tertampar membaca topic ini. Allah telah menyentil semangat belajarku yang kendor dengan caranya mengerakkanku untuk membaca tulisan temanku. Terima kasih ya Allah, kau maha tahu saat aku lemah kau membimbingku ke jalan yang benar untuk tidak menyianyiakan waktu dan kesempatan belajar yang aku dapat. Semoga Kau selalu membimbingku untuk selalu bersemangat untuk belajar dan berbagi ilmu dengan sesama. Amin


Firman Allah dalam Al Quran :” Allah akan mengangkat kedudukan orang-orang yang beriman dan berilmu diantara kalian beberapa derajat. Allah mengetahui yang kalian kerjakan. (Q.S Al Mujadilah 58;1)

Budget Traveler


Budget jalan-jalanku  ke Singapore selama 4 hari adalah sebagai berikut :

Hari Pertama 14 Oktober 2011

1.       Ongkos Damri ke Bandara                                           Rp.    20.000,-
2.       Airport Tax                                                                    Rp.  150.000,-
3.       Tiket Singapore Tour Pass                                          Rp.  168.000,-
Untuk 3 hari  x 8 SGD plus
Deposit card 10 SGD jadi 34 SGD               
4.       Sewa apartemen 3 hari x 90 SGD=270/4                 Rp.    472.500,-
5.       Makan siang plus makan malam nasi lemak             Rp.       35.000,-
Marina Bay Sands 5 SGD
6.        Minuman Mineral 1 SGD                                             Rp.         7.000,-
7.       Singapore Flyer 29,5 SGD                                            Rp.    206.500,-
8.       Gantungan Kunci China Town 10 SGD                       Rp.      70.000,-  
Total Hari Pertama                                 Rp.1.129.000,-



Hari Kedua 15 Oktober 2011

1.       Tiket Universal Studio Singapore 68 SGD               Rp.   476.000,-
2.       Sarapan Pagi di The BAquet Vivo City 4 SGD        Rp.     28.000,-
3.       Air Mineral 1 SGD                                                       Rp.       7.000,-
4.       Makan siang plus makan malam  5 SGD                  Rp.    35.000,-
5.       Belanja coklat di Mustafa Center 7 SGD                   Rp.    49.000,-
               Total hari kedua                                             Rp.  595.000,-    


Hari Ketiga 16 Oktober 2011

1.       Belanja sandal jepit di Bugis 3 SGD                           Rp.     21.000,-
2.       Juice strawberry 1 SGD                                              Rp.       7.000,-
3.       Makan Siang Nasi Briani di Maxwell 4 SGD            Rp.    28.000,-
4.       Teh tarik 1 SGD                                                           Rp.       7.000,-
5.       Tas Long Champ Versi SG 10 SGD                           Rp.     70.000,-
6.       Makan nasi goreng seafood di Geylang 4 SGD         Rp.     28.000,-
              Total hari ketiga                                              Rp.   161.000,-

Hari keempat 17 Oktober 2011

1.       MRT ke Changi 3 SGD                                                  Rp.     21.000,-
2.       Tiket Damri ke Rawamangun                                      Rp.     20.000,-
               Total hari keempat                                          Rp.     41.000,-        
                                                           
Total                                                                                Rp. 1.926.000
 

(c)2009 Din@-Blog. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger