Akhir tahun
2011 kemarin aku lewati bersama dengan temen temen MM. Kami bermalam di rumah
Desca yang kebenaran pada tgl 31 Desember kemarin baru ultah yang ke 25.
Sekalian merayakan ultahnya plus melewatkan pergantian malam tahun baru.
Nothing special di malam tahun baru 2012 ini. Aku hanya berdoa semoga di tahun
2012 ini bisa berjalan dengan lancar dan semua harapan dan cita cita dapat
terwujud.
Tahun 2012 ini
tugas akhir penulisan thesis pasti sudah menjadi topik utama. Dan target ingin
mengenapkan separuh dien juga selalu tetap diperjuangkan. Tak mengenal kata
menyerah dan putus asa. Tetap berjuang sampai maut menjemput. Cayoo Hehe..
Akhir tahun
kemarin saat sedang hunting kado desca di PIM aku sempat mampir ke Gramedia
untuk membeli buku. Kali ini aku berniat membeli buku Notes From Qatar yang
dikarang oleh Muhammad Assad. Aku tahu buku ini dari tweet temenku mima.
Sepertinya mima ngefans banget dengan buku ini. Awalnya aku pikir ini buku
novel cinta islami seperti ayat ayat cinta dkk. Ternyata buku ini adalah cerita
sehari2 yang di tulis diblog Assad seorang mahasiswa S2 yang sedang kuliah di
Qatar. Tetapi cerita yang ditulis ini bukan sembarang Cerita. Blog ini
menispirasi pembacanya. Tulisannya sederhana tetapi bisa membangkitkan semangat
orang yang membacanya. Membaca diawal buku aku suprise juga ternyata Assad
menuliskan ucapan terima kasih kepada Djardino Betha atas design cover buku
NFQ. Dino ini adalah lulusan dari kampus tempat aku bekerja. Dan ternyata
mereka berteman baik. Dan ada juga nama fresnel simon mahasiswa IBS yang menang
kuis di dalam buku ini. Ternyata ada beberapa nama yang aku kenal dalam buku
ini.
Dari beberapa
topik yang aku baca, Assad merupakan manusia yang beruntung menurutku. Dia
berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah S1 dan S2 nya. S1nya dia dapatkan
dari Universitas Petronas Malaysia dan S2nya Islamic Finance di Qator Faculty
of islamic studies (QFIS).
Dan jargon assad adalah 3P yaitu :
- - Positive
- - Persistent
- - Pray
Ada quote yang aku suka dari buku
ini yaitu :
" There's no growth in
comfort zone and no comfort in growth zone".
Rasanya quote
ini membangkitkan semangatku yang lagi drop dengan kepusingan audit di kantor.
Intinya bahwa kalau kita ingin maju memang akan selalu berhadap dengan sesuatu
yang tidak mengenakkan, sesuatu yang berat, menantang, sulit dan berliku.
Istilah kerennya ada harga yang dibayar untuk sebuah kesuksesan. Harga yang
dibayar itu adalah kerja keras, kerja cerdas, keikhlasan, semangat juang tak
kenal menyerah dan putus asa. Kalau kita berada di zona aman dan nyaman kita
tidak akan pernah tahu kapasitas luar biasa yang kita miliki sebagai manusia
cipta Allah yang begitu sempurna.
Hufff..thanks Assad..ga rugi deh beli buku kamu. Dan ternyata hobi membaca yang selama ini aku bangkitkan lagi emang bermanfaat saat baterai perjuangan lagi drop. Seperti di charge lagi. Jadi ingat peristiwa nabi muhammad saat mendapatkan wahyu kenabiannya adalah disuruh IQRO, bacalah dengan nama tuhanMu yang menciptakan. Dengan membaca ilmu kita bertambah, hati yang resah menjadi tentram, membuka kebuntuan dan cakrawala baru tentang hidup dan kehidupan.
2 komentar:
Assalamualaikum mbak Dina. artikel yang menarik, karena aku juga lagi baca buku si mas Assad ini dan kebetulan aku juga bikin cerita tentang buku ini di blogku juga. aku numpang copy gambarnya ya, soalnya mau foto sendiri ga punya kamera. hehhe..
kapan-kapan maen-maen ke blogku juga ya, masih baru belajar nulis-nulis lagi nih setelah sempet lama vakum.
main di iwakrupuk.blogspot.com ya. thanks.
Wassalam
saya juga minta ijin ngopy gambarnya mbak :D
Posting Komentar